KRIPTOGRAFI
A. Definisi
Kriptografi
Implementasi dari kriptografi sangat
banyak bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti Automatic Teller
Machine (ATM),Penggunaan ATM untuk banking, bahkan mulai meningkat menjadi
Internet Banking, Mobile Banking, Komunikasi elektronik seperti telepon tetap,
cellular, SMS, MMS. 3G, Komunikasi via Internet seperti email, messaging,
chatting, Voice Call dan E-Government , E-Commence.
Menurut catatan sejarah, kriptografi
sudah digunakan oleh bangsa Mesir sejak 4000 tahun yang lalu oleh raja-raja
Mesir pada saat perang untuk mengirimkan pesan rahasia kepada panglima
perangnya melalui kurir-kurinya. Orang yang melakukan penyandian ini
disebut kriptografer, sedangkan orang yang mendalami ilmu dan seni
dalam membuka atau memecahkan suatu algoritma kriptografi tanpa harus
mengetahui kuncinya disebut kriptanalis.
Seiring dengan perkembangan teknologi,
algoritma kriptografi pun mulai berubah menuju ke arah algoritma kriptografi
yang lebih rumit dan kompleks. Kriptografi mau tidak mau harus diakui mempunyai
peranan yang paling penting dalam peperangan sehingga algoritma kriptografi
berkembang cukup pesat pada saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Menurut
catatan sejarah, terdapat beberapa algoritma kriptografi yang pernah digunakan
dalam peperangan, diantaranya adalah ADFVGX yang dipakai oleh Jerman pada
Perang Dunia I, Sigaba/M-134yang digunakan oleh Amerika Serikat
pada Perang Dunia II, Typex oleh Inggris, dan Purple oleh
Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesin legendaris yang dipakai untuk
memecahkan sandi yang dikirim oleh pihak musuh dalam peperangan yaitu, Enigma.
Algoritma kriptografi yang baik tidak ditentukan
oleh kerumitan dalam mengolah data atau pesan yang
akan disampaikan. Yang penting, algoritma
tersebut harus memenuhi 4 persyaratan berikut :
1. Kerahasiaan.
Pesan (plaintext) hanya dapat dibaca oleh pihak yang memliki kewenangan.
2. Autentikasi.
Pengirim pesan harus dapat diidentifikasi dengan pasti, penyusup harus
dipastikan tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain.
3. Integritas.
Penerima pesan harus dapat memastikan bahwa pesan yang dia terima tidak
dimodifikasi ketika sedang dalam proses transmisi data.
4. Non-Repudiation.
Pengirim pesan harus tidak bisa menyangkal pesan yang dia kirimkan.
Kriptografi
pada dasarnya terdiri dari dua proses, yaitu proses enkripsi dan proses
dekripsi. Proses enkripsi adalah proses penyandian pesan terbuka menjadi pesan
rahasia (ciphertext). Ciphertext inilah yang nantinya
akan dikirimkan melalui saluran komunikasi terbuka. Pada saat ciphertext diterima
oleh penerima pesan, maka pesan rahasia tersebut diubah lagi menjadi pesan
terbuka melalui proses dekripsi sehingga pesan tadi dapat dibaca kembali oleh
penerima pesan. Secara umum, proses enkripsi dan dekripsi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar Proses Enkripsi dan Dekripsi
Dalam sistem komputer, pesan terbuka (plaintext)
diberi lambang M, yang merupakan singkatan dari Message. Plaintext ini dapat berupa
tulisan, foto, atau video yang berbentuk data biner.
B. Elemen
Kriptografi
Berikut Elemen-elemen Kriptografi :
1. Pesan, Plainteks dan
Cipherteks.
Pesan adalah data atau informasi yang
dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah plainteks.
Agar pesan tidak bisa dimengerti maknanya oleh pihak lain, maka pesan perlu
disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yan g tersandi
disebut cipherteks
2. Pengirim dan Penerima
Pengirim adalah entitas yang mengirim
pesan kepada entitas lainnya. Penerima adalah entitas yang menerima pesan.
Entitas di sini dapat berupa orang, mesin (komputer), kartu kredit dan
sebagainya.
3. Enkripsi dan dekripsi
Proses menyandikan plainteks menjadi
cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan proses mengembalikan cipherteks menjadi
plainteks semula dinamakan dekripsi
4. Cipher
Algoritma kriptografi
disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering, atau fungsi
matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Konsep matematis yang
mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yaitu
himpunan yang berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan yang berisi
cipherteks. Enkripsi dan dekripsi adalah fungsi yang memetakan elemen-elemen
antara kedua himpunan tersebut.
5. Sistem kriptografi
Sistem kriptografi
merupakan kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi, semua plainteks dan
cipherteks yang mungkin dan kunci.
6. Penyadap
Penyadap adalah orang
yang berusaha mencoba menangkap pesan selama ditransmisikan dengan tujuan
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem kriptografi yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud untuk memecahkan cipherteks.
7. Kriptanalisis dan
kriptologi
Kriptanalisis (cryptanalysis) adalah
ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi plainteks tanpa mengetahui
kunci yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis. Kriptologi adalah studi
mengenai kriptografi dan kriptanalisis.
C. Metode Kriptografi
Dalam menjaga kerahasiaan data,
kriptografi mentransformasikan data jelas (plaintext) ke dalam bentuk
data sandi (ciphertext) yang tidak dapat dikenali. Ciphertext inilah
yang kemudian dikirimkan oleh pengirim (sender) kepada penerima (receiver).
Setelah sampai di penerima, ciphertext tersebut ditranformasikan kembali ke
dalam bentuk plaintext agar dapat dikenali.
Proses tranformasi dari plaintext
menjadi ciphertext disebut proses Enciphermentatau enkripsi (encryption),
sedangkan proses mentransformasikan kembali ciphertext menjadi plaintext
disebut proses dekripsi (decryption).
Untuk mengenkripsi dan mendekripsi data.
Kriptografi menggunakan suatu algoritma (cipher) dan kunci (key). Cipher adalah
fungsi matematika yang digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data.
Sedangkan kunci merupakan sederetan bit yang diperlukan untuk mengenkripsi dan
mendekripsi data.
Jenis-jenis algoritma kriptografi :
Algoritma kriptografi adalah algoritma
yang berfungsi untuk melakukan tujuan dari ilmu kriptografi itu sendiri.
Algoritma kriptografi terdiri dari 2 bagian fungsi, yaitu :
1. ENKRIPSI (encryption)
Proses tranformasi dari plaintext
menjadi ciphertext disebut prosesEncipherment atau enkripsi (encryption).
2. DEKRIPSI (decryption).
Proses mentransformasikan kembali
ciphertext menjadi plaintext disebut proses dekripsi (decryption).
Shannon mengatakan bahwa
Algoritma kriptografi harus memiliki kekuatan untuk melakukan konfusi dan
difusi.
· KONFUSI (confusion).
Mengaburkan hubungan antara plaintext dan ciphertext. Cara paling mudah untuk
melakukan konfusi adalah menggunakan substitusi. Konfusi menimbulkan kesulitan
dalam usaha musuh untuk mencari keteraturan dan pola statistik antara plaintext
dan ciphertext.
· DIFUSI (difusion),
Menyebarkan redudansi plaintext dengan menyebarkan masukan ke seluruh
ciphertext. Cara yang paling mudah untuk dapat melakukan difusi adalah dengan
menggunakan metode transposisi. Jika menggunakan difusi, akan dibutukan waktu
ang lebih lama untuk memecakan sandi rahasia ini.
Sehingga dapat digunakan untuk
mengamankan informasi. Pada implementasinya sebuah algoritma sandi harus
memperhatikan kualitas layanan dari keseluruhan sistem dimana dia
diimplementasikan. Algoritma sandi yang handal adalah algoritma sandi yang
kekuatannya terletak pada kunci, bukan pada kerahasiaan algoritma itu sendiri.
Teknik dan metode untuk menguji kehandalan algoritma sandi adalah kriptanalisa.
Secara umum berdasarkan kesamaan
kuncinya, algoritma sandi dibedakan menjadi :
1. ALGORITMA KUNCI
SIMETRIS.
Dalam symmetric cryptosystem ini, kunci
yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi pada prinsipnya identik,
tetapi satu buah kunci dapat pula diturunkan dari kunci yang lainnya.
Kunci-kunci ini harus dirahasiakan. Oleh karena itulah sistem ini sering
disebut sebagai secret-key ciphersystem. Jumlah kunci yang
dibutuhkan umumnya adalah :
nC2 =n.(n-1)
--------
2
--------
2
dengan. N
menyatakan banyak pengguna
Contoh dari sistem ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish, IDEA.
Contoh dari sistem ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish, IDEA.
Gambar Kriptografi
simetris
Kriptografi secret
key seringkali disebut sebagai kriptografi konvensional atau
kriptografi simetris (Symmetric Cryptography) dimana proses dekripsi
adalah kebalikan dari proses enkripsi dan menggunakan kunci yang sama.
Kriptografi simetris dapat dibagi menjadi dua, yaitu
penyandian blok dan penyandian alir. Penyandian blok bekerja pada suatu data
yang terkelompok menjadi blok-blok data atau kelompok data dengan panjang data
yang telah ditentukan. Pada penyandian blok, data yang masuk akan dipecah-pecah
menjadi blok data yang telah ditentukan ukurannya. Penyandian alir bekerja pada
suatu data bit tunggal atau terkadang dalam satu byte. Jadi format data yang
mengalami proses enkripsi dan dekripsi adalah berupa aliran bit-bit data.
Algoritma
yang ada pada saat ini kebanyakan bekerja untuk penyandian blok karena
kebanyakan proses pengiriman data pada saat ini menggunakan blok-blok data yang
telah ditentukan ukurannya untuk kemudian dikirim melalui saluran komunikasi.
2. ALGORITMA KUNCI
ASIMETRIS.
Algoritma Asimetris atau sering disebut
algoritma public key, penggunaan kunci dalam algoritma ini adalah, kunci yang
dipakai dalam proses enkripsiberbeda dengan kunci yang dipakai pada
proses dekripsi, jadi jumlah kunci enkripsi ≠ kunci
dekripsi.
Ada 2 jenis kunci di algoritma ini,
yaitu
1. KUNCI PUBLIK
adalah kunci yang digunakan untuk
melakukan proses enkripsi data. Kunci ini disebut publik karena siapapun dapat
mengetahuinya.
2. KUNCI PRIVAT
adalah kunci yang digunakan untuk
melakukan proses dekripsi data. Kunci ini disebut privat karena 1 kunci privat
hanya dimiliki oleh 1 orang saja. Kunci privat sering juga disebut kunci
rahasia.
Istilah kunci rahasia dalam algoritma
simetris digunakan untk menyatakan kunci enkripsi dan dekripsi, sementara pada
algoritma asimetris digunakan untuk menyatakan kunci privat, karena kunci
publik tidak dirahasiakan.
Berdasarkan arah implementasi dan
pembabakan zamannya dibedakan menjadi :
1. ALGORITMA SANDI
KLASIK.
Sebelum komputer ada, kriptografi
dilakukan dengan menggunakan pensil dan kertas. Algoritma kriptografi (cipher)
yang digunakan saat itu, dinamakan juga algoritma klasik, adalah berbasis
karakter, yaitu enkripsi dan dekripsi dilakukan pada setiap karakter pesan.
Semua algoritma klasik termasuk ke dalam sistrm kriptografi simetris dan
digunakan jauh sebelum kriptografi kunci publik ditemukan.
Kriptogarfi klasik memiliki beberapa ciri
:
1.
Berbasis karakter
2.
Menggunakan pena dan kertas saja, belum ada computer
3. Termasuk ke dalam kriptografi kunci
simetris.
Tiga alasan mempelajari algoritma klasik :
1.
Memahami konsep dasar kriptografi
2.
Dasar algoritma kriptografi modern
3. Memahami kelemahan sistem kode.
(Ariyus Dony. 2008)
Pada dasarnya, algoritma kriptografi
klasik dapat dikelompokkan ke dalam dua macam cipher, yaitu :
1. Cipher substitusi (substitution
cipher)
Di dalam cipher substitusi setiap unit
plainteks diganti dengan satu unit cipherteks. Satu “unit” di isini berarti
satu huruf, pasanga huruf, atau dikelompokkan lebih dari dua huruf. Algoritma
substitusi tertua yang diketahui adalah Caesar cipher yang
digunakan oleh kaisar Romawi , Julius Caesar (sehingga dinamakan juga casear
cipher), untuk mengirimakan pesan yang dikirimkan kepada gubernurnya.
2. Cipher transposisi (transposition
cipher)
Pada cipher transposisi, huruf-huruf di
dalam plainteks tetap saja, hanya saja urutannya diubah. Dengan kata lain
algoritma ini melakukan transpose terhadap rangkaian karakter di dalam teks.
Nama lain untuk metode ini adalah permutasi atau pengacakan (scrambling)
karena transpose setiap karakter di dalam teks sama dengan mempermutasikan
karakter-karkater tersebut.
(Munir.2006)
Pada metode kriptografi simetris atau
konvensional digunakan satu buah kunci. Bila kunci dinotasikan denan ‘K’ maka
proses enkripsi-dekripsi metode kriptografi simeteris dapat dinotasikan dengan
:
Ek(P) = C dan
Dk (C) = P
Dan keseluruhan sistem dinyatakan
sebagai :
Dk(Ek(P))=P
2. ALGORITMA SANDI MODERN
Algoritma kriptografi modern tidak lagi
mengandalkan keamanannya pada kerahasiaan algoritma tetapi kerahasiaan kunci.
Plaintext yang sama bila disandikan dengan kunci yang berbeda akan menghasilkan
ciphertext yang berbeda pula. Dengan demikian algoritma kriptografi dapat
bersifat umum dan boleh diketahui oleh siapa saja, akan tetapi tanpa
pengetahuan tentang kunci, data tersandi tetap saja tidak dapat terpecahkan.
Sistem kriptografi atauCryptosystem adalah sebuah algoritma
kriptografi ditambah semua kemungkinan plaintext, ciphertext dan kunci
Sedangkan berdasarkan besar data yang
diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
1. Algoritma block
cipher
Informasi/data yang hendak dikirim dalam
bentuk blok-blok besar (misal 64-bit) dimana blok-blok ini dioperasikan dengan
fungsi enkripsi yang sama dan akan menghasilkan informasi rahasia dalam
blok-blok yang berukuran sama.
2. Algoritma stream
cipher
Informasi/data yang hendak dikirim
dioperasikan dalam bentuk blok-blok yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya
satu karakter persatuan persatuan waktu proses, menggunakan tranformasi
enkripsi yang berubah setiap waktu.
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: KRIPTOGRAFI
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel KRIPTOGRAFI ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Judul: KRIPTOGRAFI
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel KRIPTOGRAFI ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda


No comments:
Post a Comment